Sejarah Desa Sejarah terbentuknya Desa DOMATO pada awalnya berada di Tanah yang disebut Gamlenge (Kampung Miring) sekarang berada dalam wilayah Desa Bukumatiti. Seiring dengan terjadinya perkembangannya terbentuklah Desa DOMATO sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1980an.
Sulit untuk menemukan bukti-bukti sejarah dari asal usul diambilnya Nama "DOMATO" sebagai nama desa. Yang beredar dimasyarakat hanyalah cerita dari mulut kemulut yang memiliki beberapa versi.
Versi pertama, menyebutkan "DOMATO" berasal dari kata "Ma Dowongi (Bahasa Tabaru Tulen) yang artinya Jalan di Pntai, dimana pada zaman dulu daerah ini hanyalah hutan dan sedikit Rawa serta banyak sekali ditemukan burung Pohon Sagu.
Kemudian Versi kedua, versi yang lebih sering didengar dan diceritakan oleh orang tua terdahulu menyebutkan "DOMATO" berasal dari kata "TO Towongi" (bahasa Tabaru kemudian yang artinya "kurang lebih sama dengan Ma Dowongi" Menurut cerita orang-orang terdahulu, pada masa penjajahan jepang sungai merupakan jalur transportasi utama kala itu, sebagai jalan masuk kapal-kapal Jepang dari arah hilir menuju hulu tanjung).
Di daerah sinilah sering ditemukan kayu besar yang tumbang kesungai, dan menghalangi kapal-kapal penjajah sehingga tidak bisa lewat Sebagian sengaja ditebang oleh para pejuang supaya menutup akses ke kawasan ini. Karena seringnya kawasan ini tidak bisa dilewati lalu muncullah istilah "Jangan lalu, disitu baDOMATO", seiring waktu berlalu daerah ini lalu dikenal dengan sebutan "DOMATO".
Sebelum terbentuknya Desa DOMATO, nama "DOMATO" sudah lama dipakai untuk menyebut sebuah kawasan Perkebunan (Gamlenge) di daerah ini. Untuk mempermudah masyarakat sekitar mengingatnya maka dijadikanlah nama baruh tersebut menjadi sebuah nama Desa yaitu Desa DOMATO hingga saat ini